Tahun mendatang akan membawa tantangan bagi industri teknologi.
Menjelang tahun 2025, lanskap teknologi siap menghadapi transformasi yang signifikan, sehingga menimbulkan kekhawatiran penting yang harus diatasi oleh para pemimpin industri dan inovator.
Inilah lima topik utama yang saya yakini akan menjadi topik utama dalam diskusi teknologi:
1. Potensi dampak tarif terhadap produk buatan Tiongkok
Semua perusahaan teknologi yang memproduksi produk di Tiongkok sangat prihatin dengan usulan tarif ketika pemerintahan baru dimulai tahun depan.
Banyak perusahaan teknologi telah meminta pemasok Tiongkok mereka untuk membuat produk sebanyak mungkin mulai saat ini hingga pelantikan presiden pada tanggal 20 Januari 2025, untuk menghindari tarif yang dijanjikan oleh Presiden terpilih Donald Trump. Namun, perusahaan-perusahaan sangat khawatir bahwa terlepas dari besarnya tarif yang dikenakan pada produk-produk buatan Tiongkok dari para pemasok ini, perusahaan-perusahaan telah memperkirakan penurunan proyeksi penjualan mereka untuk produk-produk buatan Tiongkok pada tahun 2025.
Banyak perusahaan analis teknologi telah diminta untuk menyelidiki dampak tarif terhadap komputer pribadi dan barang elektronik konsumen, dan akan memberikan perkiraan mereka kepada perusahaan-perusahaan tersebut di awal tahun. Namun, produk teknologi apa pun yang dibuat di Tiongkok kemungkinan akan dihargai lebih tinggi dibandingkan tahun ini, yang dapat menyebabkan penurunan penjualan produk teknologi bagi banyak perusahaan tersebut pada tahun 2025.
2. Integrasi dan etika AI
Kemajuan pesat kecerdasan buatan akan terus mengubah industri. Namun seiring dengan kemajuan ini, diperlukan implementasi yang bertanggung jawab. Perusahaan harus bergulat dengan pertimbangan etis, mitigasi bias, dan dampak sosial dari pengambilan keputusan berbasis AI. Pertanyaan etis ini adalah salah satu pertanyaan yang dihadapi oleh teknologi sehubungan dengan banyak produk yang mereka bawa ke pasar, terutama yang berfokus pada media sosial. Namun, AI menghadirkan masalah etika yang lebih sulit dan semua perusahaan yang bekerja dengan perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan AI harus selalu waspada terhadap produk AI apa pun yang mereka rilis pada tahun 2025 dan seterusnya.
3. Keamanan siber di era kuantum
Seiring berkembangnya komputasi kuantum, hal ini menimbulkan peluang dan ancaman. Kemampuan untuk memecahkan metode enkripsi yang ada memerlukan perombakan menyeluruh terhadap praktik keamanan siber, sehingga mendorong perusahaan untuk mengembangkan langkah-langkah keamanan yang tahan kuantum. Meskipun komputer kuantum masih dalam tahap awal, potensi ancaman mengenai bagaimana peretas dapat menggunakan komputasi kuantum untuk memecahkan enkripsi telah menjadi topik hangat di Silicon Valley. Kabar baiknya adalah perusahaan-perusahaan besar yang terlibat dalam komputasi kuantum sangat menyadari masalah ini dan berbicara satu sama lain serta dengan berbagai badan standar untuk mencoba mengatasi potensi masalah ini di awal siklus desain.
4. Kurangnya talenta dalam bidang teknologi baru
Munculnya AI dan teknologi mutakhir lainnya kemungkinan akan membebani sumber daya manusia yang tersedia. Perusahaan akan menghadapi persaingan yang ketat untuk menarik dan mempertahankan profesional yang terlatih dalam bidang kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan komputasi spasial. Yang belum diketahui secara luas adalah tekanan dari Presiden terpilih Trump untuk mengusir imigran tidak berdokumen.
Sektor teknologi mempekerjakan sejumlah besar profesional India, Tiongkok, dan Asia lainnya di Amerika Serikat, banyak di antaranya memiliki kartu hijau atau visa pekerja terampil yang sah yang memungkinkan mereka berkontribusi pada berbagai perusahaan teknologi. Orang-orang terampil ini memainkan peran penting dalam mendorong inovasi dalam industri ini, baik saat ini maupun di tahun-tahun mendatang.
Pada saat yang sama, AI menuntut lebih banyak keterampilan, dan perusahaan perlu melatih kembali pekerja yang ada, yang banyak di antaranya berasal dari negara lain, untuk menangani semua aspek teknologi AI.
Ini adalah masalah besar dan masalah besar bagi teknologi jika salah satu dari pekerja teknologi imigran yang sangat berbakat ini terpaksa mengundurkan diri karena kebijakan imigrasi pemerintahan baru.
5. Privasi dan tata kelola data
Dengan meningkatnya integrasi perangkat AI dan IoT, kekhawatiran terhadap privasi dan tata kelola data akan semakin meningkat. Perusahaan teknologi perlu menavigasi lanskap peraturan yang kompleks sambil menjaga kepercayaan pengguna. Perusahaan-perusahaan teknologi bersiap menghadapi Kongres AS yang baru, pemerintahan baru, dan kemungkinan kebijakan pemerintah garis keras baru yang dapat menghambat inovasi dan menggagalkan kemajuan teknologi utama dalam pembangunan saat ini.
Saat ini, masih banyak yang belum diketahui mengenai bagaimana pemerintahan baru akan mengatasi potensi masalah privasi dan tata kelola ini. Namun, khususnya di Silicon Valley, banyak dari perusahaan-perusahaan ini yang merekrut pengacara dan pelobi baru untuk membantu mereka mengatasi gejolak yang diperkirakan terjadi pada tahun 2025.
Jelas bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri teknologi.