Bashar al-Assad, diktator brutal yang pernah berkuasa Suriah Sejak pergantian abad, ia diperkirakan telah mengumpulkan kekayaan pribadi antara £1 miliar hingga £1,5 miliar selama 24 tahun kekuasaannya.
Namun, penerbangannya ke Rusia Hal ini berarti keuntungan yang mereka peroleh secara tidak sah hampir pasti akan mendapat serangan dari komunitas internasional.
Dia Kremlin Hari ini dikonfirmasi bahwa Assad terbang ke Moskow pada akhir pekan setelah rezimnya digulingkan oleh pemberontak.
Kekayaan keluarga Assad, yang sebagian besar tersembunyi di rekening luar negeri dan melalui struktur keuangan yang kompleks, diyakini jauh lebih besar.
Melalui investasi di sektor-sektor seperti telekomunikasi, real estate, minyak dan perbankan, ia diketahui mengendalikan aset senilai antara £45 miliar dan £95 miliar, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Keluarga Assad juga memiliki properti mewah, termasuk rumah megah di Dubai, Moskow dan London, serta kepemilikan real estate besar di Suriah.
Aset Bashar al-Assad meliputi mobil mewah, real estat kelas atas, dan jaringan bisnis serta investasi yang tersebar di Timur Tengah dan sekitarnya.
Dia diyakini memiliki properti senilai £6 juta di Marylebone, London, yang terhubung dengannya melalui perusahaan luar negeri, serta properti mewah lainnya di Belgravia. Ia juga dikenal memiliki armada kendaraan mewah dalam jumlah besar.
Rezim Assad telah mempertahankan kendali atas sektor-sektor ekonomi paling penting di Suriah, seringkali melalui proxy dan perusahaan cangkang, melindungi aset-asetnya dari pengawasan dan sanksi internasional.
Selain kekayaan mereka, keluarga Assad juga menghadapi beberapa pembekuan aset internasional, dengan jutaan dolar disita oleh otoritas Eropa sebagai bagian dari upaya untuk mengekang kerajaan keuangan keluarganya.
Meskipun ada sanksi-sanksi ini, sebagian besar kekayaan mereka masih disembunyikan, seringkali dengan nama palsu atau melalui pihak ketiga untuk menghindari deteksi.
Pemerintahan Assad sangat kontroversial karena tindakan kerasnya yang brutal terhadap pasukan oposisi, yang menyebabkan pecahnya Perang Saudara Suriah pada tahun 2011.
Penggunaan senjata kimia oleh pemerintahnya terhadap warga sipil, serta laporan luas mengenai penyiksaan dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya, telah membuatnya mendapatkan kecaman internasional.
Meski ia tetap berkuasa dengan dukungan Rusia dan Iran, akumulasi kekayaan keluarganya sangat kontras dengan penderitaan jutaan warga Suriah.
Kendali keluarga Assad atas perekonomian Suriah telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keberlangsungan rezim tersebut, meskipun kerugian yang ditimbulkan sangat besar bagi penduduk negara tersebut.
Dengan adanya Assad di Moskow, masuk akal bahwa beberapa asetnya akan tetap berada di bawah kendali pemerintah Rusia atau disimpan di bank-bank Rusia, karena Moskow sering memainkan peran protektif dalam urusan Assad.
Komunitas internasional, khususnya Barat, dapat terus memberikan tekanan untuk melacak dan membekukan kekayaan ilegal yang terkait dengan rezim Assad.
Jika aset-asetnya benar-benar ditempatkan di bawah pengawasan negara Rusia, dampak politik yang lebih luas dapat menimbulkan ketegangan di antara keduanya Rusia dan negara-negara Barat, terutama mengingat sanksi dan hukuman yang dijatuhkan pada pemerintahan Assad.
Masa depan kerajaan finansialnya kemungkinan besar akan bergantung pada berapa lama hubungan politiknya Rusia tetap utuh dan jika ada tindakan hukum internasional yang diambil terhadap aset mereka.