Breaking News

Jalan raya yang tidak aman: Berapa banyak lagi nyawa yang harus hilang untuk membangunkan pihak berwenang?

Jalan raya yang tidak aman: Berapa banyak lagi nyawa yang harus hilang untuk membangunkan pihak berwenang?

Jalan Tol Dhaka-Mawa, yang pertama di negara ini dibangun dengan standar internasional, membentang sepanjang 55 kilometer dan telah meningkatkan komunikasi jalan raya antara Dhaka dan wilayah selatan secara signifikan.

Namun, hal ini gagal mengurangi risiko kecelakaan sehingga menimbulkan kekhawatiran serius. Meskipun jalan raya dimaksudkan untuk menjamin perjalanan yang aman dan efisien, peningkatan kecelakaan fatal yang mengkhawatirkan di jalan ini telah mengubahnya menjadi apa yang hanya dapat digambarkan sebagai “perangkap maut.”

Insiden tragis Jumat lalu di alun-alun tol Dhaleshwari, yang merenggut enam nyawa dan menyebabkan beberapa orang terluka, menyoroti konsekuensi dari kelalaian sistemik dan kurangnya perhatian pihak berwenang.

Berdasarkan laporan Prothom Alo, sebuah minibus, mobil pribadi, dan sepeda motor sedang mengantri untuk membayar tol ketika bus Bepari Paribahan jurusan Dhaka-Kuakata menabrak mereka dari belakang. Dampaknya menghancurkan sepeda motor dan mobil hingga menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.

Pertanyaan pertama adalah: Bagaimana bisa sebuah bus bertabrakan dengan kendaraan yang berhenti di alun-alun tol, yang semua kendaraannya diharapkan bergerak lambat? Jika bus kehilangan kendali, penyebab utamanya harus diidentifikasi.

Dari pemeriksaan awal terhadap pengemudi yang ditahan, Nuruddin, terungkap bahwa SIM-nya telah habis masa berlakunya dua tahun lalu dan bus tersebut tidak memiliki surat keterangan sehat yang masih berlaku. Pelanggaran peraturan lalu lintas ini menunjukkan adanya penyimpangan sistemik yang sering terlihat dalam kecelakaan lalu lintas.

Hal ini menimbulkan pertanyaan kritis: Bagaimana kendaraan yang tidak layak diperbolehkan berada di jalan dan mengapa pengemudi yang tidak memiliki izin mengemudi? Tindakan apa yang diambil pihak berwenang untuk mencegah pelanggaran tersebut? Apakah pemilik dan operator bus dibebaskan dari tanggung jawab dan supremasi hukum?

Mengapa jalan tol yang modern dan cepat seperti itu tetap beroperasi dengan sistem tol yang sudah ketinggalan zaman? Ini adalah pertanyaan yang mendesak. Selain itu, mewajibkan sepeda motor, mobil pribadi, kendaraan kecil seperti minibus, dan kendaraan besar seperti bus dan truk untuk membayar tol di pintu masuk yang sama menimbulkan kekhawatiran mengenai salah urus. Tidak diragukan lagi, hal ini merupakan kelemahan utama dalam administrasi jalan raya.

Jalan tol, yang dibangun dengan biaya Tk 110 miliar pada masa pemerintahan Liga Awami, hanya mendapat sedikit perhatian dalam pemeliharaan dan keselamatannya. Meskipun batas kecepatan telah ditetapkan untuk banyak kendaraan, pengemudi sering kali mengabaikannya.

Seberapa sering polisi jalan raya mengambil tindakan terhadap pelanggaran semacam ini? Penting untuk diingat bahwa tanggung jawab Anda tidak berakhir dengan memasang rambu batas kecepatan.

Penumpang kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan hari Jumat melaporkan tidak melihat kehadiran polisi di jalan, bahkan dalam kabut tebal. Bagaimana kelalaian seperti itu bisa dibenarkan?

Menjamin keselamatan jalan memerlukan kesadaran dan upaya aktif dari otoritas pengelola jalan, polisi jalan raya, penumpang dan pengemudi.

Kecelakaan tragis yang terjadi pada hari Jumat ini merupakan pengingat akan konsekuensi buruk yang dapat timbul jika salah satu pihak mengabaikan tanggung jawabnya atau bertindak sembarangan.

Kecelakaan sering terjadi di jalan raya. Menurut statistik, antara 22 Desember tahun lalu dan 23 Desember tahun ini, tercatat lebih dari 63 kecelakaan. Kecelakaan ini menyebabkan 80 orang luka-luka dan 16 orang meninggal dunia. Prothom Alo melaporkan bahwa sistem rambu jalan raya masih lebih tradisional dibandingkan modern.

Kelalaian aparat terkait, termasuk Polisi Jalan Raya, terlihat dari banyaknya kecelakaan di jalan raya yang terjadi belakangan ini. Meskipun diskusi mengenai modernisasi pengelolaan alun-alun tol sedang berlangsung, namun belum ada langkah konkrit yang diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Mudah-mudahan, pihak berwenang dapat mengatasi masalah ini sebelum lebih banyak nyawa melayang.

Sumber