Dunia AI berkembang dengan sangat cepat dan Dunia Lica berada di garis depan, mendefinisikan ulang cara konten video dibuat. Platform inovatif ini memanfaatkan kecerdasan buatan untuk menghasilkan video berkualitas tinggi dan menawarkan solusi yang dapat diakses oleh pembuat konten, pemasar, dan bisnis. Namun di balik terobosan teknologi ini terdapat kisah ketekunan, tekad, dan tantangan unik yang dihadapi perempuan kulit berwarna di industri teknologi.
Saya berkesempatan untuk berbicara dengannya Purvanshi Mehtasalah satu pendiri Lica World, yang berbagi perjalanannya dalam membangun perusahaan dan pengalamannya mengatasi hambatan dalam memperoleh pembiayaan di industri yang secara historis kurang inklusif.
Sejarah dunia Lica
Lica World memulai dengan visi: mendemokratisasikan produksi video. “Kami ingin menciptakan alat yang memungkinkan siapa saja, terlepas dari pengalaman teknisnya, untuk menghasilkan video yang menakjubkan,” jelas Mehta. Platform ini menggunakan kecerdasan buatan mutakhir untuk menyederhanakan dan mempercepat proses pembuatan video, menjadikannya ideal untuk usaha kecil dan pembuat konten dengan anggaran terbatas.
Namun mewujudkan visi ini membutuhkan lebih dari sekadar inovasi; membutuhkan pendanaan, sebuah tantangan besar bagi banyak startup, terutama yang dipimpin oleh perempuan kulit berwarna.
Menavigasi lanskap pembiayaan
Mengumpulkan modal ventura bukanlah hal yang mudah, namun perjalanan Mehta sangatlah rumit. “Sebagai perempuan kulit berwarna, saya masuk ke ruangan di mana saya sering merasa tidak pada tempatnya,” ungkapnya. “Itu sulit karena tidak banyak perempuan sebelum saya yang dapat saya pelajari.”
Mehta menceritakan bahwa dia sering kali harus mempersiapkan lebih banyak untuk mendanai wawancara. “Saya tahu saya harus bersiap secara berlebihan,” tegasnya. Hal ini berarti tidak hanya menyempurnakan pidatonya tetapi juga mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan sulit serta mengetahui kapan dan bagaimana menjawabnya.
Meskipun statistik – kurang dari tiga persen pendanaan modal ventura pergi ke startup yang dipimpin oleh perempuan, dan terlebih lagi kepada perempuan kulit berwarna; dia tetap bertekad.
Berikut beberapa pelajaran yang dibagikan Mehta kepada Anda:
- Laki-laki mendukung: Menariknya, dia menemukan banyak pria yang mendukungnya dalam perjalanannya. “Mereka bersifat taktis, menawarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang harus saya antisipasi, dan menyarankan apa yang tidak boleh dijawab. Wawasan seperti itu membuat perbedaan besar.”
- Komunitas pencarian: “Temukan orang-orangmu,” sarannya. “Menjadi bagian dari komunitas wirausaha dan mentor lain tidak hanya memberikan dukungan emosional tetapi juga menciptakan peluang untuk belajar dari orang lain yang pernah berada di posisi Anda.”
- Tetap tangguh: “Anda harus tangguh dalam ide-ide Anda dan tahu persis di mana letak nilai Anda. Tanggapi masukan dengan serius, namun yakinlah dengan nilai unik yang diberikan bisnis Anda.”
- Narasi Utama: “Investor tidak hanya mendanai sebuah produk; mereka juga mendanai sebuah visi. Berbagi ‘mengapa’ di balik Lica World dapat diterima oleh orang-orang yang tepat.”
Intinya adalah bahwa perjalanan Mehta merupakan bukti kekuatan ketekunan dan pentingnya menciptakan ruang di mana beragam suara didengar dan didukung. Nasihat dan pengalamannya memberikan contoh bagi pengusaha perempuan lainnya untuk mendobrak hambatan, mendapatkan pendanaan, dan berkembang di industri teknologi.