Breaking News

Belajar menjadi wirausaha berarti membangun koneksi selain belajar bisnis.

Belajar menjadi wirausaha berarti membangun koneksi selain belajar bisnis.

Kredit: Kindel Media dari Pexels

Wirausahawan mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun berwirausaha bukan sekedar mempunyai ide cemerlang. Hal ini membutuhkan keterampilan yang sering harus dipelajari.

Tersusun dirancang untuk memberi orang pengetahuan yang mereka butuhkan untuk memulai dan menjalankan bisnis mereka sendiri. Hal ini biasanya diajarkan melalui kursus universitas, sekolah bisnis, dan program pelatihan khusus. Mencakup berbagai topik: perencanaan bisnis, manajemen keuangan, pemasaran dan inovasi.

Namun, terdapat kesenjangan yang signifikan antara pendidikan bisnis tradisional dan cara-cara praktis yang digunakan benar-benar belajar.

Pendidikan bisnis tradisional sering kali berfokus pada pengetahuan teoretis dan perencanaan bisnis terstruktur. Aspek-aspek ini penting tetapi cenderung mengabaikan aspek dinamis dan praktis dalam pembelajaran bisnis. Pengusaha belajar melalui pengalaman, eksperimen dan, yang paling penting, melalui interaksi dalam jaringan sosial mereka.

Kita melakukan penyelidikan untuk mengeksplorasi bagaimana wirausahawan belajar. Kami mengamati praktik kerja di lima coworking space, mengadakan diskusi dengan 41 orang, dan melakukan wawancara penelitian lebih terstruktur dengan enam pengusaha.

Temuan kami menunjukkan bahwa hubungan dan jaringan sosial memainkan peran penting dalam pembelajaran kewirausahaan. Jaringan ini memberikan dukungan, saran, dan peluang yang sering kali hilang dalam lingkungan pendidikan tradisional.

Kami menemukan bahwa ruang kerja bersama berperan sebagai komunitas tempat wirausaha berkolaborasi, berbagi pengetahuan, dan saling mendukung. Lingkungan ini mendorong inovasi dan memberikan kesempatan untuk terus belajar sambil bekerja.

Seorang pengusaha mengatakan kepada kami bahwa menghabiskan waktu di coworking space yang penuh dengan orang-orang yang menjalankan bisnis mereka menunjukkan kepadanya betapa banyak yang harus dia pelajari. “Setelah itu saya memutuskan untuk berusaha lebih keras, sekarang saya melihat bagaimana orang-orang berbicara dan menjual diri mereka sendiri atau belajar melakukannya hanya dengan berkomunikasi.”

Kami menemukan bahwa wirausahawan sangat bergantung pada jaringan sosial mereka untuk belajar dan berkembang. Jaringan ini mencakup keluarga, teman, mentor, dan kontak profesional.

Banyak pengusaha memberi tahu kami betapa pentingnya kolaborasi, umpan balik, dan pembelajaran dari pengalaman orang lain bagi pendidikan mereka. Menciptakan jaringan sesama pengusaha memberi mereka wawasan tentang realitas memulai bisnis dan contoh-contoh permasalahan yang mungkin hanya bersifat teoritis di perguruan tinggi.

Belajar tentang kegagalan

Misalnya, beberapa wirausaha yang kami wawancarai menekankan pentingnya mempersiapkan siswa untuk mengelola ketidakpastian. Mereka berpendapat bahwa memahami dan mengatasi ketidakpastian dan kegagalan sangat penting untuk mengembangkan ketahanan.

Salah satu dari mereka berkomentar: “Sangat kecil kemungkinannya mereka berhasil pada peluncuran pertama mereka. Kedengarannya negatif, tapi ini benar. Semua teman saya yang terlibat atau terlibat dalam startup menghadapi banyak masalah.”

Yang lain menyoroti perlunya menetapkan tujuan yang realistis: “Universitas perlu mengajarkan masyarakat untuk berpikir kecil. Banyak bisnis yang dimulai oleh mahasiswa adalah UKM (usaha kecil dan menengah), bukan fenomena.”

Selain itu, mereka menekankan perlunya menyempurnakan ide melalui umpan balik. “Ide bisnis adalah batu berharga; Anda mendapatkannya tanpa dipotong dan mentah, dan dengan membagikannya serta menerima umpan balik, Anda membentuknya menjadi berlian.”

Berdasarkan temuan kami, kami yakin ada beberapa cara universitas dapat mengintegrasikan pembelajaran dunia nyata ke dalam pendidikan bisnis. Elemen praktis seperti magang, proyek dan simulasi yang mencerminkan tantangan nyata harus menjadi bagian dari kursus kewirausahaan.

Siswa harus memiliki kesempatan untuk mengembangkan, menguji dan menyempurnakan ide-ide mereka dalam lingkungan yang mendukung. Pengalaman langsung ini membantu siswa mengembangkan keterampilan praktis dan ketahanan. Permainan peran dan pembelajaran berbasis skenario juga dapat membantu siswa mengelola ketidakpastian dan belajar dari kegagalan.

Acara networking, program mentoring, dan proyek kolaborasi dengan para profesional industri akan membantu siswa membangun dan memelihara jaringan profesional. Menciptakan tim siswa dari berbagai disiplin ilmu yang mengerjakan proyek bisnis dapat mengarah pada pemikiran inovatif dan pemecahan masalah.

Bermitra dengan ruang kerja bersama lokal dapat memberi siswa akses ke lingkungan bisnis nyata. Ruang-ruang ini menawarkan komunitas dukungan dan sumber daya praktis.

Pengusaha memainkan peran penting dalam perekonomian dan memulai bisnis adalah ambisi banyak orang. Pada tahun 2023, sebagian besar penduduk usia kerja di Inggris (hanya di bawah 30%) menjalankan bisnis mereka sendiri, mencoba mendirikan atau berniat memulai bisnis dalam waktu dekat.

Kita menyoroti peran penting media sosial dalam pembelajaran bisnis. Memikirkan kembali caranya yang diajarkan dapat mempersiapkan orang dengan lebih baik menghadapi tantangan dalam memulai bisnis dan memberi mereka peluang sukses yang lebih baik.

Disediakan oleh
Percakapan


Artikel ini diterbitkan ulang dari Percakapan di bawah lisensi Creative Commons. Baca artikel asli.Percakapan

Kutipan: Belajar menjadi wirausaha berarti menjalin koneksi selain belajar bisnis (2025, 2 Januari) diambil 3 Januari 2025 dari https://phys.org/news/2025-01-entrepreneur-business.html

Dokumen ini memiliki hak cipta. Terlepas dari transaksi wajar untuk tujuan studi atau penelitian pribadi, tidak ada bagian yang boleh direproduksi tanpa izin tertulis. Konten disediakan untuk tujuan informasi saja.



Sumber