Perdana Menteri Shahbaz Sharif telah menyatakan bahwa waktunya telah tiba untuk melenyapkan para konspirator dan pendukung mereka yang berkomplot melawan Pakistan.
Dalam pertemuan Komite Puncak Rencana Aksi Nasional (NAP), Perdana Menteri menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para peserta dan menekankan peran negara dalam diplomasi global.
Dalam pertemuan tersebut, Shahbaz Sharif mencatat bahwa Pakistan baru-baru ini menjabat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB selama dua tahun, yang akan memberikan negara tersebut peluang untuk memainkan peran penting dalam diplomasi internasional.
Ia juga menyoroti tantangan keamanan yang dihadapi negara ini, khususnya ancaman dari unsur-unsur bermusuhan yang beroperasi melintasi perbatasan.
Perdana menteri merujuk pada serangan baru-baru ini di perbatasan, yang dengan cepat berhasil digagalkan oleh pasukan keamanan Pakistan.
Dia juga menunjukkan dukungan asing di balik elemen-elemen tertentu yang berkonspirasi melawan Pakistan, terutama di wilayah seperti Khyber-Pakhtunkhwa dan Balochistan.
Perdana Menteri menegaskan kembali bahwa pencapaian kemajuan dan kemakmuran nasional bergantung pada pemeliharaan perdamaian dan ketertiban di keempat provinsi Pakistan serta Gilgit-Baltistan dan Azad Jammu dan Kashmir.
Lebih lanjut ia menyatakan, sudah waktunya untuk menghilangkan sepenuhnya ancaman yang ditimbulkan oleh unsur-unsur ekstremis, mengacu pada isu terorisme dan kekerasan sektarian yang sedang terjadi.
Perdana Menteri menyoroti pentingnya rencana yang terkoordinasi antara provinsi, pemerintah federal dan lembaga pertahanan untuk memperkuat keamanan nasional.
Dia menekankan bahwa pemerintah akan mendukung inisiatif apa pun yang selaras dengan kepentingan nasional Pakistan dan berkontribusi terhadap kemajuan negara.
Shahbaz Sharif juga membahas meningkatnya ancaman digital, khususnya propaganda online terhadap Pakistan.
Ia mengutuk kampanye disinformasi yang dilakukan di jejaring sosial oleh agen eksternal dan musuh negara.
Dia mencatat bahwa kampanye semacam itu, yang dipicu oleh narasi palsu, dirancang untuk merusak citra Pakistan dan menciptakan keraguan terhadap stabilitas negara tersebut.
Perdana Menteri secara khusus menunjukkan narasi palsu yang baru-baru ini tersebar di media sosial setelah serangan di Islamabad, dan memperingatkan bahwa jika tantangan ini tidak diatasi, semua upaya akan sia-sia.
Shahbaz Sharif juga menyoroti pengorbanan yang dilakukan pasukan keamanan Pakistan dan menegaskan kembali bahwa upaya mereka tidak akan sia-sia.
Dia mendesak semua warga negara untuk mengingat pentingnya persatuan dan tindakan kolektif untuk mengatasi tantangan dan memastikan kemajuan Pakistan yang berkelanjutan.
Perdana Menteri berjanji untuk mengatasi tantangan media digital dan opini palsu.
Perdana Menteri Muhammad Shehbaz Sharif juga menekankan perlunya mengatasi meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh media digital, khususnya penyebaran berita palsu dan misinformasi di platform media sosial.
Dia menyebut tantangan ini penting untuk menghilangkan terorisme dan ekstremisme di Pakistan.
Perdana Menteri menyoroti peran elemen asing tertentu dalam menyebarkan racun terhadap Pakistan melalui media sosial.
“Di bidang digital, beberapa elemen di luar negeri menyebarkan kebencian terhadap Pakistan melalui media sosial. Ini adalah tantangan besar, yang didukung oleh fakta-fakta yang menyimpang dan kenyataan yang memutarbalikkan,” katanya.
Perdana Menteri Sharif menggarisbawahi bahwa informasi yang salah di media sosial telah merusak citra negara dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membahayakan upaya-upaya untuk memerangi terorisme.
“Jika kita tidak mengatasi tantangan ini, semua upaya untuk memberantas terorisme dan ekstremisme akan sia-sia,” ia memperingatkan, seraya menyatakan keyakinannya pada kemampuan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah ini.
Perdana Menteri merujuk pada penyebaran berita palsu tentang kemartiran personel Rangers pada tanggal 26 November sebagai contoh bagaimana informasi yang salah dapat menimbulkan kerugian.
Beliau menegaskan kembali bahwa pengorbanan angkatan bersenjata Pakistan sangat berharga dan tidak akan sia-sia, dan menekankan komitmen berkelanjutan negara tersebut terhadap perdamaian, stabilitas dan kemakmuran.
Dalam pertemuan tersebut, Perdana Menteri Shehbaz juga mengucapkan selamat kepada Pakistan atas terpilihnya Pakistan baru-baru ini sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, dan menggarisbawahi pencapaian diplomatik tersebut sebagai tanda meningkatnya pengaruh internasional Pakistan.
Pertemuan tersebut, yang diadakan untuk meninjau implementasi Rencana Aksi Nasional 2021, dihadiri oleh para menteri utama federal, ketua menteri dari empat provinsi, sekretaris utama serta ketua menteri Azad Jammu dan Kashmir dan ketua menteri Gilgit – Baltistan.
Selain itu, pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Panglima Angkatan Darat Jenderal Asim Munir, para kepala badan intelijen, dan Direktur Jenderal Badan Investigasi Federal (FIA).
Rencana Aksi Nasional, yang awalnya disusun untuk memerangi terorisme dan ekstremisme, tetap menjadi kerangka kerja penting bagi pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang sedang berlangsung ini.
Sebelumnya, Komite Puncak Rencana Aksi Nasional disetujui “Operasi Azm-e-Istehkam” untuk memberantas terorisme dan ekstremisme di seluruh negeri.
Apa itu Operasi Azm-e-Istehkam?
Operasi Azm-e-Istehkam bertujuan untuk memberantas ekstremisme dan terorisme secara tegas dan menyeluruh. Hal ini akan mengoordinasikan dan menyelaraskan upaya di berbagai bidang untuk mengatasi ancaman, sekaligus mengintensifkan upaya untuk mengekang kegiatan teroris melalui kerja sama regional dalam bidang politik dan diplomatik.
Operasi ini akan memperkuat upaya baru dan kuat dari angkatan bersenjata dengan dukungan penuh dari semua lembaga penegak hukum. Perundang-undangan yang efektif akan diberlakukan untuk menutup celah hukum yang menghambat penuntutan kasus-kasus terkait terorisme, dan memastikan hukuman yang setimpal bagi para pelanggar.
Kampanye ini akan dilengkapi dengan langkah-langkah sosial-ekonomi yang bertujuan untuk mengatasi kekhawatiran masyarakat dan menciptakan lingkungan yang mencegah kecenderungan ekstremis.
Forum tersebut menegaskan kembali bahwa perjuangan melawan ekstremisme dan terorisme adalah perjuangan Pakistan sendiri, yang penting bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan bangsa. Diputuskan bahwa tidak seorang pun boleh menantang otoritas Negara tanpa dampak apa pun.
Forum tersebut juga meninjau langkah-langkah untuk memastikan keamanan yang sangat mudah bagi warga negara Tiongkok di Pakistan. Setelah persetujuan Perdana Menteri, Prosedur Operasi Standar (SOP) baru dikeluarkan untuk meningkatkan kerangka keamanan bagi warga negara Tiongkok di negara tersebut.