Paus Fransiskus dijadwalkan tiba di Jakarta, Indonesia, negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, pada hari Selasa. Kunjungan ini merupakan bagian dari tur Asia-Pasifik selama 12 hari yang bertujuan untuk memperkuat harmoni antaragama dan menyoroti peran penting Asia dalam Gereja Katolik.
Dalam agendanya, Paus Fransiskus akan mengunjungi Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara yang mampu menampung lebih dari 100.000 jamaah dan menjadi simbol kemerdekaan Indonesia.
Sebagai tanda dialog lintas agama, Paus Fransiskus akan berjalan melalui “Terowongan Persahabatan” yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Katedral Jakarta bersama Imam Besar Nasaruddin Umar. Paus juga akan menandatangani pernyataan bersama tentang harmoni beragama dengan para pemimpin dari enam agama resmi yang diakui di Indonesia: Islam, Budha, Protestan, Katolik, Konghucu, dan Hindu.
Selama kunjungannya, Paus Fransiskus akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan memimpin Misa terbuka di Stadion Gelora Bung Karno yang diperkirakan akan dihadiri lebih dari 80.000 umat. Romo Thomas Ulun Ismoyo, juru bicara panitia kunjungan paus, menekankan kesempatan ini untuk memperlihatkan keragaman dan toleransi Indonesia sebagai kunci perdamaian yang langgeng.
Indonesia, dengan populasi sekitar 280 juta jiwa, memiliki sekitar 8,5 juta umat Katolik, yang mewakili sekitar 3 persen dari populasi. Konstitusi negara ini mengakui enam agama dan mengharuskan semua warga negara untuk menganut salah satu dari agama tersebut, mencerminkan pendekatan unik Indonesia terhadap pluralisme agama di tengah mayoritas Muslim.
Dalam perjalanan terpanjang selama masa kepausannya, Paus Fransiskus akan melanjutkan kunjungannya ke Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.