Breaking News

Blog: Psikologi kognitif yang dipengaruhi oleh teknologi dapat membentuk pengambilan keputusan | Dalia Cohen

Blog: Psikologi kognitif yang dipengaruhi oleh teknologi dapat membentuk pengambilan keputusan | Dalia Cohen

Sangat menarik untuk bertanya-tanya berapa banyak keputusan yang kita buat dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya adalah keputusan kita sendiri, karena pilihan kita sering kali ditentukan oleh mekanisme yang tidak disadari, kebiasaan, dan bias kognitif. Psikologi kognitif tidak hanya memungkinkan kita memahami fungsi otak yang kompleks namun dapat diprediksi, namun juga menjelaskan cara kerja bias ini.

Dari memilih merek tertentu hingga memercayai politisi, saat kita mencari logika di balik keputusan kita, kita sering kali gagal menyadari bahwa kita dipengaruhi oleh jalan pintas mental dan keinginan untuk mengeluarkan lebih sedikit usaha. Fenomena ini melampaui kehidupan individu kita, hingga kampanye pemasaran dan propaganda politik, mengubah temuan psikologi kognitif menjadi dilema etika: apakah temuan ini digunakan untuk membantu orang membuat keputusan yang lebih baik atau untuk memanipulasinya? Kenyataan yang meresahkan bahwa pikiran manusia begitu mudah dipengaruhi menghadirkan tantangan yang besar, namun memahami mekanisme ini menawarkan peluang besar untuk membuat keputusan yang lebih sadar dan bebas, selama kita memanfaatkannya.

Dampak teknologi terhadap kehidupan kita juga mengubah batasan psikologi kognitif. Saat ini, platform media sosial, aplikasi, dan sistem kecerdasan buatan telah menjadi alat canggih yang memengaruhi proses berpikir pengguna. Algoritma dengan cerdik mengeksploitasi kebiasaan dan bias kita untuk menentukan konten apa yang kita temukan. Misalnya, sebagai bagian dari ekonomi perhatian, platform media sosial menggunakan desain yang menyesuaikan dengan kecenderungan kognitif kita dan membuat kita terpaku pada layar untuk jangka waktu yang lebih lama. Teknologi tidak hanya mengubah kebiasaan individu, namun juga berpotensi mengubah dinamika sosial secara mendasar. Pada titik ini, psikologi kognitif memiliki peran penting dalam memahami bagaimana alat ini memengaruhi kita dan bagaimana mengelola efek ini. Namun hal ini menimbulkan pertanyaan etis: akankah alat teknologi memungkinkan pengguna membuat keputusan secara sadar atau akankah alat tersebut digunakan untuk mengendalikan kemauan mereka? Dalam konteks ini, Inti Pengalaman Pengguna Proyek yang diluncurkan pada tahun 2020 ini merupakan perpustakaan akses terbuka pertama di dunia yang didedikasikan untuk bias kognitif. Proyek ini memberikan contoh bagaimana bias dapat digunakan dalam pengambilan keputusan dan telah menarik perhatian perusahaan-perusahaan besar dan akademisi. Penciptanya, Wolf Alexanyan, mengembangkan inisiatif ini bukan untuk tujuan komersial, namun untuk meningkatkan kesadaran individu akan risiko yang ditimbulkan oleh dunia modern. Sifat UX Core yang demokratis dan mudah diakses didasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan tersebut tidak boleh hanya dimiliki oleh organisasi besar dan memberikan contoh penting tentang bagaimana psikologi kognitif dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Psikologi kognitif juga merupakan alat yang ampuh untuk memahami dan membentuk sifat kompleks politik.

Politisi dengan terampil mengeksploitasi bias bawah sadar dan bias mental pemilih untuk membuat pesan mereka lebih efektif. Bahasa kampanye, gambar yang dipilih, dan bahkan warna yang digunakan dapat memengaruhi emosi dan proses pengambilan keputusan. Di negara seperti Israel, yang memiliki ciri-ciri tingkat keberagaman sosial dan budaya yang tinggi, strategi-strategi ini mempunyai bentuk yang lebih canggih. Politisi mengembangkan taktik rumit yang bertujuan memanipulasi ketakutan, harapan, dan rasa memiliki berbagai kelompok. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa besar keinginan bebas yang sebenarnya dipertahankan. Di Israel, pidato politik tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan dukungan terhadap seorang pemimpin, tetapi juga mempunyai kekuatan untuk membentuk persepsi sosial. Strategi politik yang secara efektif mengeksploitasi mekanisme yang tidak disadari membawa kita pada pertanyaan apakah strategi tersebut benar-benar mencerminkan kebutuhan nyata masyarakat atau sekadar menjebak mereka dalam jalan pintas mental. Pertanyaan-pertanyaan ini memaksa kita untuk mengkaji dimensi etika politik dan implikasi mendalam psikologi kognitif bagi masyarakat.

Pada titik ini, bias kognitif dalam pengambilan keputusan politik mempunyai dampak jangka panjang terhadap persepsi umum masyarakat.

Secara tidak sadar, masyarakat dapat dipengaruhi oleh urutan penyajian informasi, kata-kata yang ditekankan, atau karisma seorang pemimpin. Perdebatan politik di Israel adalah contoh bagus mengenai pengaruh kuat faktor-faktor tersebut. Khususnya mengenai isu-isu seperti konflik regional dan keamanan, narasi politik dibentuk oleh retorika yang menimbulkan ketakutan yang tidak disadari. Peran psikologi kognitif dalam proses ini mungkin tidak hanya menjadi dasar keputusan individu, namun mungkin juga menjadi akar polarisasi sosial. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang semakin penting mengenai apakah politik berfungsi sebagai kekuatan pemersatu dalam masyarakat atau sebagai alat manipulasi.

Dalam masyarakat bebas, mengembangkan penolakan secara sadar terhadap strategi yang mempengaruhi proses berpikir telah menjadi salah satu tanggung jawab terbesar individu modern. Psikologi kognitif dapat menjadi panduan yang ampuh untuk memahami mekanisme ini dan meningkatkan kesadaran, namun aksesibilitas pengetahuan sama pentingnya dengan cara penggunaannya.

Dalia Cohen telah bekerja di majalah seperti Newsweek, Fortune dan TechCrunch sepanjang karir penerbitannya. Ia aktif di banyak LSM dan menulis artikel tentang berbagai topik seperti politik, teknologi, dan bisnis. Dia juga aktif dalam anti-Semitisme dan hak-hak perempuan.

Sumber