Breaking News

Bagian 19: Teknologi dan Tradisi: Memukul Balance India

Bagian 19: Teknologi dan Tradisi: Memukul Balance India

India modern sering menghadapi dilema palsu: mengadopsi teknologi dan meninggalkan tradisi, atau berpegang teguh pada tradisi dan menolak modernitas. Baik Deendayal Upadhyay dan Ram Manhar Lohia menolak biner ini. Mereka membayangkan sebuah negara di mana teknologi menghadiri tujuan etis dan sosial, dan di mana tradisi bukanlah takhayul, tetapi kebijaksanaan. Bab ini mengeksplorasi bagaimana kedua pemikir mengusulkan sintesis antara inovasi dan integritas budaya, menciptakan jalur India menuju kemajuan.

1. Permintaan akan teknologi demokrasi Lohia

Ram Manohar Lohia tidak menentang sains atau mesin modern. Tapi dia sangat percaya itu:

  • Teknologi harus melayani orang miskin, bukan untuk memperbudak mereka
  • Industrialisasi seharusnya tidak menghancurkan kerajinan, petani, dan pekerja
  • Penemuan modern harus ditempatkan, disederhanakan, dan adil secara sosial
  • Alat yang terdesentralisasi dan sumber terbarukan harus disukai dalam sistem monopolistik

Bagi Lohia, tujuan teknologi adalah pembebasan, bukan dominasi.

2. Pendekatan Dharmik untuk Inovasi Upadhyay

Deendayal Upadhyay menerima teknologi sebagai bagian dari evolusi, tetapi ditekankan:

  • Inovasi harus dipandu oleh Dharma: pembatasan etis dan tujuan sosial
  • Imitasi buta teknologi Barat menyebabkan erosi budaya dan kerusakan ekologis
  • Alat modern harus diintegrasikan dengan kehidupan, kebutuhan, dan nilai India
  • Visi spiritual harus membentuk inovasi material

Teknologi tidak menolak, tetapi memperingatkan bahwa itu tidak boleh menggantikan kebijaksanaan.

3. Tradisi sebagai kekuatan hidup

Kedua pemikir membela tradisi bukan sebagai ritual yang mati, tetapi sebagai budaya hidup.

  • Lohia menekankan tradisi populer, festival, bahasa dan seni lokal
  • Upadhyay mengkonfirmasi memori peradaban, kode dharmik dan pengetahuan masyarakat

Mereka percaya bahwa menolak tradisi atas nama modernitas melemahkan identitas dan menghasilkan ketergantungan budaya.

4. Sains dan pengetahuan asli Swadeshi

Lohia mendukung temperamen ilmiah, tetapi menuntut agar itu timbul dari kebutuhan India, mempromosikan penemuan asli, bukan tanda impor.

Upadhyay mempromosikan Ilmu Swadesh, menggabungkan alat -alat modern dengan ide -ide kuno, seperti pada Ayurveda, pengelolaan air dan pertanian.

Visinya selaras dengan apa yang sekarang disebut “cibiran diri teknologi” atau Atmanirbhar Bharat.

5. Relevansi saat ini

Di dunia sekarang ini:

  • AI, otomatisasi dan alat digital risiko memperluas risiko
  • Konsumerisme yang didorong oleh teknologi mengancam kesehatan mental dan alam
  • Kaum muda menghadapi krisis identitas antara gadget dan koneksi darat

Kebijaksanaan gabungan Lohia dan Upadhyay menawarkan jalan korektif: mengadopsi teknologi, tetapi tidak pernah meninggalkan tradisi.

Kesimpulan

Lohia dan Upadhyay menawarkan tanggapan India terhadap modernitas. Di mana Lohia menuntut teknologi yang adil secara sosial, Upadhyay meminta inovasi yang dipandu secara etis. Keduanya melihat tradisi bukan sebagai beban, tetapi sebagai kompas, dan teknologi bukan sebagai guru, tetapi sebagai alat. Dalam sintesisnya ada cara untuk mengikuti: masyarakat yang dibangun dengan mesin, tetapi berjalan secara moral, berakar di masa lalunya, sadar akan masa depannya.

Sumber